Pagi itu, saat matahari mulai menampakkan
bias cahayanya yang lembut menusuk tubuh. Seperti biasanya satu demi satu
mahasiswa Fakultas Pertanian (UNIVERSITAS ALMUSLIM) berdatangan mengisi
ruangan kelas yang sedikit berantakan.
Ada yang datang dengan binar wajah
yang cerah, ada pula yang kusam dan sedikit berantakan.
Pagi itu jam menunjukkan pukul
07.45, ruangan kelas hampir penuh. Sembari menunggu si empunya mata kuliah,
mahasiswa melakukan kesibukan-kesibukan sendiri.
Ada yang tengah asyik mengulas sinetron/bola
semalam, ada yang asyik ngerumpi dengan topik tidak
jelas, ada pula yang menggoyang-goyangkan kepala mendengarkan musik rock
di Mp3 Player-nya dan ada juga yang hanya berdiam diri sambil
melihat status teman di beranda facebook-nya.
Namun, saat jam telah menunjukkan pukul
08.30, saat semua bangku sudah terisi, orang yangseharusnya duduk paling
depan dan menghadap kemahasiswanya itu pun belum juga terlihat batang
hidungnya.
Hingga akhirnya mahasiswa yang tengah
asyik ngerumpi kehabisan topik, begitu juga mahasiswalainnya sampai-sampai
merasa bosan menunggu, akhirnya mereka pun membubarkan diri. Dalam
sekejap, suasana kelas yang tadinya ramai seperti Pasar, kini pun
berubah seperti halnya kuburan di tengah hutan belantara.
Apakah fenomena tersebut sering terjadi di Kampus Pertanian?.
Menjawab
rumor tersebut, kami pun mengadakan
survey dengan memberikan kuesioner secara merata di 7 (tujuh) fakultas di
UNIMUS.
Dari hasil survey kami dapatkan, 82%
mahasiswa mengatakan sering dosen tidak masuk di kelas mereka. Dengan alasan
tertinggi, sebanyak 59% tugas luar, 38% tanpa keterangan dan hanya 3% yang
memberikan alasan sakit. Dari alasan tersebut, 65% mahasiswa tidak
menerima alasan yang diberikan.
Menanggapi dosen yang jarang masuk, dari
hasil survey 66% mahasiswa merasa kecewa, 32% biasa-biasa saja, dan 2%
mahasiswa yang mengaku senang kalau dosen sering tidak masuk.
Lalu apa ya yang dilakukan mahasiswa jika
dosennya tidak masuk? Dari hasil survey, mahasiswa lebih banyak memilih
nongkrong, yaitu sebanyak 35% dan 32% memilih pulang, 24% memilih
mengerjakan tugas mata kuliah lain atau keperpustakaan, dan hanya 9% mahasiswa
memilih belajar mandiri.
Sebenarnya mengapa? Dan apa sebenarnya yang dilakukan
dosen sehingga mereka sering tidak masuk mengajar? Untuk menjawab desas-desus
tersebut, Kami pun melangkahkan kaki untuk mencoba berdialog dengan salah
satu dosen yang ada di UNIMUS.
Pagi itu,tepatnya pukul 08:10 aku dan
rekanku jack duduk di sebuah bangku kecil yang terbuat dari semen untuk
menunggu rekanku yang lainnya Puteri, yang sebelumnya kami sudah janjian
bertemu kampus FKIP, rencananya hari ini kami akan mencari narasumber untuk
menjawab pertanyaan yang sudah tak sabar kami lontarkan.
Kami mencoba cairkan suasana pagi itu
dengan mengobrol dan sesekali mmelirik centil ketika ada cewek cantik yang
lewat.
Setelah pasukan kami lengkap, kami pun
berjalan dan melihat-lihat ruangan dosen yang ada penghuninya yang mungkin bisa
kami wawancarai.
Kami menemui seorang
dosen di dalam sebuah ruangan ,Fortuna
Sari Ss. MA. Yang saat itu tengah asik mengecek buku
yang bertumpuk didepannya sembari sesekali mengangkat hp-nya yang berdering.
Melihat beliau masih sibuk, kamipun
menunggu kira-kira beliau bisa kami wawancarai atau tidak. Sembari menunggu
kamipun bersiap-siap dan menghela napas dalam-dalam, karena ini adalah
pengalaman pertama kami mewawancarai seorang dosen.
Dengan sebuah hp untuk merekam serta untuk
mengambil gambar dan sebuah block note merah jambu berukuran 20x10 ditangan
winda untuk mencatat setiap jawaban yang akan dilontarkan narasumber kami hari
itu.
Di ruangan yang berukuran 7x4 meter
itu, kami berdiri didepan sebuah meja yang di atasnya dipenuhi
tumpukan buku dan makalah. Diawali dengan menyebutkan identitas,
kami langsung melontarkan pertanyaan pertama sembari menekan tombol
ok di-hpku tanda memulai wawancara hari itu.
“Mengapa dosen jarang masuk?” tanyaku
“Dosen tugasnya adalahTri Dharma, yaitu
mengajar,meneliti,dan mengabdi.Disini dosen tidak dikantor bukan berarti
menganggur, bisa saja dosen tersebut diminta mengajar di Universitas lain, bisa
juga dosen tersebut melanjutkan studi keluar negeri. Tapi yang namanya urusan
pribadi yang tidak mungkin juga ditinggalkan seperti ada anak yang sakit,dan
urusan keluarga itu ya dinomor sekiankan”
“Apakah ada diberikan tugas-tugas mandiri?”
“Sebagian mungkin ada,tapi saya pribadi
kalau memang bisa diberikan secara mandiri,ya saya berikan,tapi kalau
sebelumnya mereka belum dibekali materi ya secara otomatis tidak bisa diberikan
tugas mandiri.Dan kalau ada nanti dosen tidak bisa hadir, pertemuan tersebut
harus diganti,tidak dibiarkan begitu saja”. Jawabnya tegas.
“ Lalu bagaimana dengan dosen yang
melanjutkan studi keluar negeri memberikan nilai pada anak didiknya di
kampus?”
“Kalau saya pribadi, dulu saya pernah
mennggalkan mahasiswa saya selama tiga bulan,tapi saya memberikan tugas,dan
saya pantau melalui E-mail,ada juga saya beri tugas kelompok,jadi nilainya bisa
diambil dari nilai kelompok tersebut, dengan begitu saya sudah berjalan
setengah jalan. Perlu mahasiswa ketahui, Sebenarnya dosen itu
dipantau jumlah pertemuan atau tatap muka dengan mahasiswanya, oleh pihak
Prodi, dan Dekan. Jika jumlah pertemuan perkuliahan kurang dari 12 pertemuan
maka dosen tersebut akan diberi sebuah teguran, dan kami para dosen tidak akan
melaksanakan ujian akhir semester kalau jumlah pertemuan perkuliahan tersebut
belum memadai. Makanya mahasiswa diberi absen.” Jelasnya
“Memang tidak menutup kemungkinan ada juga
dosen yang kurang bertanggungjawab. Namun, Seorang mahasiswa harus benar –
benar memastikan apakah dosen tersebut meninggalkan tugasnya atau memang dosen
itu sedang ada tugas lain, karena sudah disebutkan di atas bahwa tugas seorang
dosen adalah Tri Dharma. Yang paling penting mahasiswa harus selalu
berkomunikasi dengan dosen, jika dosennya susah dihubungi, maka mahasiswa bisa
minta informasi melalui pihak Prodi, karena pihak Prodi pasti tahu kemana dan
mengapa dosen tersebut tidak masuk.”
Wawancara selesai dan tanganku menekan kembali
tombol oke dan menyimpan hasil wawancara hari itu.
(ilustrasi aiyub muhammad)
0 komentar:
Posting Komentar