Indonesia merupakan negara dengan penduduk peringkat
keempat terbesar di dunia setelah Cina, India dan Amerika Serikat. Tingkat
pertumbuhan penduduknya pun tinggi. Berdasarkan sensus penduduk 2010, jumlah
penduduk Indonesia mencapai 237.6 juta jiwa atau bertambah 32.5 juta jiwa sejak
tahun 2000. Sedangkan pada tahun 2013, Badan Kependudukan dan Keluarga
Berencana Nasional (BKKBN) menyampaikan kalau tahun 2013 diperkirakan penduduk
Indonesia mencapai 250 juta jiwa. Sebenarnya jumlah penduduk yang besar bukan
merupakan suatu masalah jika diimbangi juga dengan sumber daya manusianya yang
berkualitas, justru akan memberikan kontribusi yang besar bagi negara.
Sebagai contoh adalah negara Cina, seperti yang kita
ketahui Cina merupakan negara dengan
penduduk terbesar di dunia, namun pendidikannya lebih maju jika dibandingkan
dengan negara kita Indonesia dan tidak
heran bila kemajuan RRC kini menjadi buah bibir di dunia. Dewasa ini mutu pendidikan di negara Indonesia masih rendah
bahkan bisa dikatakan masih dibawah rata-rata jika dibandingkan dengan
negara-negara lain yang berada di kawasan Asia. Pada tahun 2011, berdasarkan
data Education For All (EFA) yang dikeluarkan oleh UNESCO, indeks pembangunan
pendidikan atau Education Development Index (EDI) sebesar 0,934. Nilai ini
menempatkan Indonesia di posisi ke-69 dari 127 negara di dunia.
Lalu apa yang harus dibenahi supaya pendidikan Indonesia
bisa lebih maju seperti negara-negara lain. Disini pendidikan harus mendapat
perhatian lebih dari pemerintah karena apabila mutu pendidikannya berkualitas
maka sudah pasti sumber daya manusianya pun berkualitas. Ketika kita memiliki
SDM yang siap saing maka perlahan pembangunan pendidikan di negara kita
Indonesia akan lebih baik.
Kemudian Jika kita membuat perbandingan antara sistem
pendidikan Indonesia dan Malaysia, negara kita masih jauh tertinggal. Penulis mencoba
membandingkan kurikulum mata pelajaran bahasa Inggris sekolah menegah Indonesia
dan Malaysia. Di Malaysia, bahasa Inggris dipergunakan sebagai bahasa kedua
(second language) dan penduduk Malaysia menggunakan bahasa tersebut dalam
kehidupan sehari-hari seperti di sekolah, tempat hiburan dan dalam perkumpulan
masyarakat Malaysia. Hal ini berbanding terbalik dengan kedudukan bahasa Inggris
di Indonesia dimana bahasa inggris hanya sebagai bahasa asing dan sangat jarang
digunakan dalam kehidupan sehari-hari tetapi hanya digunakan dalam kegiatan-kegiatan
tertentu dan bahasa Inggris termasuk mata pelajaran yang menakutkan bagi
sebagian siswa di Indonesia.
Lalu langkah apa yang seharusnya dilakukan supaya
penduduk Indonesia khususnya siswa bisa terampil berbahasa Inggris. Jika saja pengembangan kurikulum di Indonesia
bisa merancang materi dan pendekatan yang sesuai dan dapat menstimulus siswa
agar cepat menguasai bahasa asing tentunya akan sangat memudahkan karena secara
tidak langsung dapat meningkatkan SDM Indonesia khususnya dalam berketerampilan
berbahasa Inggris. Dalam hal ini dibutuhkan peran menteri pendidikan, hal utama
yang harus dilakukan oleh menteri pendidikan adalah mensosialisasikan pentingnya
terampil berbahasa Inggris dalam era modern seperti saat ini.
Sosialisasi bisa
di mulai ke sekolah-sekolah dan desa-desa. Kemudian menteri pendidikan
membentuk tim khusus untuk berkerja sama dengan dinas kependidikan yang ada di
33 Provinsi Indonesia untuk memberi
pelatihan atau les khusus bahasa Inggris kepada seluruh sekolah, desa dan
bahkan ke pelosok-pelosok secara gratis secara
berkesinambungan dan terorganisir dengan baik agar seluruh penduduk Indonesia
terampil berbahasa Inggris. Fakta membuktikan bahwa percepatan penyerapan
teknologi baru akan lebih cepat apabila SDM kita menguasai bahasa asing ,
khususnya ketika kita hendak mentrasnfer sebuah teknologi baru. Pemerintah akan
menghabiskan dana yang lumayan besar untuk menjalankan program ini, namun dana
yang lumayan besar itu akan impas ketika anak bangsa mampu meguasai bahasa
asing dengan baik, yang kemudian akan memudahkan mereka dalam menguasai IPTEK
yang selanjutnya akan diikuti hal-hal lain yang mungkin belum pernah anda
bayangkan sebelumnya.
Namun selama ini satu-satunya akses yang paling
memungkinkan untuk merubah nasib yakni pendidikan, telah diliberalisasi dan
dikomersilkan dengan dalih standar internasional. Logikanya bagaimana mungkin
anak orang miskin, meski dengan otak encer dan kemauan keras bisa bisa bertahan
di sekolah dengan bayaran jutaan untuk spp, uang gedung, uang lks dan
sebagainya. Kalaupun ada beasiswa paling hanya sedikit orang miskin yang
beruntung, itupun banyak yang salah sasaran.
Jika seluruh anak bangsa memiliki SDM yang berkualitas,
seharusnya tidak ada lagi kasus kemiskinan atau angka kemiskinan bisa lebih
diminimalisir. Jika pemerintah sukses
dengan program ini, bukan suatu hal yang mustahil apabila dalam beberapa dekade
kedepan negara kita akan berada di daftar negara-negara maju di dunia. Memang
bukan hal yang mudah tapi apabila kita mempunyai keinginan, ketekunan dan juga
usaha yang keras dalam proses mewujudkannya
maka segala sesuatu bisa menjadi kenyataan. Seperti yang kita ketahui sejak Indonesia
merdeka hingga saat ini, pekerjaan rumah pemerintah yang tidak pernah selesai
adalah kasus kemiskinan. Munkin sekaranglah saatnya, Indonesia harus bangkit
dari ketertinggalannya dan menjadi negara yang bisa lebih baik dari segala
bidang.
0 komentar:
Posting Komentar