Minggu, 09 Juni 2013

Kondisi Pendidikan Di Indonesia

0 komentar
Indonesia merupakan negara dengan penduduk peringkat keempat terbesar di dunia setelah Cina, India dan Amerika Serikat. Tingkat pertumbuhan penduduknya pun tinggi. Berdasarkan sensus penduduk 2010, jumlah penduduk Indonesia mencapai 237.6 juta jiwa atau bertambah 32.5 juta jiwa sejak tahun 2000. Sedangkan pada tahun 2013, Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) menyampaikan kalau tahun 2013 diperkirakan penduduk Indonesia mencapai 250 juta jiwa. Sebenarnya jumlah penduduk yang besar bukan merupakan suatu masalah jika diimbangi juga dengan sumber daya manusianya yang berkualitas, justru akan memberikan kontribusi yang besar bagi negara.
Sebagai contoh adalah negara Cina, seperti yang kita ketahui  Cina merupakan negara dengan penduduk terbesar di dunia, namun pendidikannya lebih maju jika dibandingkan dengan  negara kita Indonesia dan tidak heran bila kemajuan RRC kini menjadi buah bibir di dunia. Dewasa ini mutu  pendidikan di negara Indonesia masih rendah bahkan bisa dikatakan masih dibawah rata-rata jika dibandingkan dengan negara-negara lain yang berada di kawasan Asia. Pada tahun 2011, berdasarkan data Education For All (EFA) yang dikeluarkan oleh UNESCO, indeks pembangunan pendidikan atau Education Development Index (EDI) sebesar 0,934. Nilai ini menempatkan Indonesia di posisi ke-69 dari 127 negara di dunia.
Lalu apa yang harus dibenahi supaya pendidikan Indonesia bisa lebih maju seperti negara-negara lain. Disini pendidikan harus mendapat perhatian lebih dari pemerintah karena apabila mutu pendidikannya berkualitas maka sudah pasti sumber daya manusianya pun berkualitas. Ketika kita memiliki SDM yang siap saing maka perlahan pembangunan pendidikan di negara kita Indonesia akan lebih baik.
Kemudian Jika kita membuat perbandingan antara sistem pendidikan Indonesia dan Malaysia, negara kita masih jauh tertinggal. Penulis mencoba membandingkan kurikulum mata pelajaran bahasa Inggris sekolah menegah Indonesia dan Malaysia. Di Malaysia, bahasa Inggris dipergunakan sebagai bahasa kedua (second language) dan penduduk Malaysia menggunakan bahasa tersebut dalam kehidupan sehari-hari seperti di sekolah, tempat hiburan dan dalam perkumpulan masyarakat Malaysia. Hal ini berbanding terbalik dengan kedudukan bahasa Inggris di Indonesia dimana bahasa inggris hanya sebagai bahasa asing dan sangat jarang digunakan dalam kehidupan sehari-hari tetapi hanya digunakan dalam kegiatan-kegiatan tertentu dan bahasa Inggris termasuk mata pelajaran yang menakutkan bagi sebagian siswa di Indonesia.
Lalu langkah apa yang seharusnya dilakukan supaya penduduk Indonesia khususnya siswa bisa terampil berbahasa Inggris.  Jika saja pengembangan kurikulum di Indonesia bisa merancang materi dan pendekatan yang sesuai dan dapat menstimulus siswa agar cepat menguasai bahasa asing tentunya akan sangat memudahkan karena secara tidak langsung dapat meningkatkan SDM Indonesia khususnya dalam berketerampilan berbahasa Inggris. Dalam hal ini dibutuhkan peran menteri pendidikan, hal utama yang harus dilakukan oleh menteri pendidikan adalah mensosialisasikan pentingnya terampil berbahasa Inggris dalam era modern seperti saat ini.
 Sosialisasi bisa di mulai ke sekolah-sekolah dan desa-desa. Kemudian menteri pendidikan membentuk tim khusus untuk berkerja sama dengan dinas kependidikan yang ada di 33 Provinsi  Indonesia untuk memberi pelatihan atau les khusus bahasa Inggris kepada seluruh sekolah, desa dan bahkan ke pelosok-pelosok  secara gratis secara berkesinambungan dan terorganisir dengan baik agar seluruh penduduk Indonesia terampil berbahasa Inggris. Fakta membuktikan bahwa percepatan penyerapan teknologi baru akan lebih cepat apabila SDM kita menguasai bahasa asing , khususnya ketika kita hendak mentrasnfer sebuah teknologi baru. Pemerintah akan menghabiskan dana yang lumayan besar untuk menjalankan program ini, namun dana yang lumayan besar itu akan impas ketika anak bangsa mampu meguasai bahasa asing dengan baik, yang kemudian akan memudahkan mereka dalam menguasai IPTEK yang selanjutnya akan diikuti hal-hal lain yang mungkin belum pernah anda bayangkan sebelumnya.
Namun selama ini satu-satunya akses yang paling memungkinkan untuk merubah nasib yakni pendidikan, telah diliberalisasi dan dikomersilkan dengan dalih standar internasional. Logikanya bagaimana mungkin anak orang miskin, meski dengan otak encer dan kemauan keras bisa bisa bertahan di sekolah dengan bayaran jutaan untuk spp, uang gedung, uang lks dan sebagainya. Kalaupun ada beasiswa paling hanya sedikit orang miskin yang beruntung, itupun banyak yang salah sasaran.

Jika seluruh anak bangsa memiliki SDM yang berkualitas, seharusnya tidak ada lagi kasus kemiskinan atau angka kemiskinan bisa lebih diminimalisir.  Jika pemerintah sukses dengan program ini, bukan suatu hal yang mustahil apabila dalam beberapa dekade kedepan negara kita akan berada di daftar negara-negara maju di dunia. Memang bukan hal yang mudah tapi apabila kita mempunyai keinginan, ketekunan dan juga usaha yang keras dalam proses mewujudkannya  maka segala sesuatu bisa menjadi kenyataan.   Seperti yang kita ketahui sejak Indonesia merdeka hingga saat ini, pekerjaan rumah pemerintah yang tidak pernah selesai adalah kasus kemiskinan. Munkin sekaranglah saatnya, Indonesia harus bangkit dari ketertinggalannya dan menjadi negara yang bisa lebih baik dari segala bidang.
Read more ►
 

Copyright © Hidupku Inspirasiku Design by O Pregador | Blogger Theme by Blogger Template de luxo | Powered by Blogger