Jumat, 23 November 2012

Pengakuan Seorang Laki-laki Tentang Penampilan Wanita

1 komentar
Sobat lu tau kenapa gw suka wanita itu pakai jilbab? jawabannya sederhana karena mata gw susah diajak kompromi. Bisa dibayangkan bagaimana gw harus mengontrol mata gw ini mulai dari keluar pintu rumah sampai kembali masuk ke rumah lagi.

Dan lu tau? di kampus, tempat gw seharian di sana (maklum jagain parkiran gan), kemana arah mata memandang selalu saja membuat mata gw terbelalak. Hanya dua arah yang bisa membuat gw tenang, mendongak ke atas langit atau menunduk ke tanah.

Melihat ke depan ada perempuan berlenggok dengan seutas "TANK TOP" (hadooh..ga diliat tapi sayang), noleh ke kiri pemandangan "Pinggul Terbuka" (yang ini sama juga), menghindar ke kanan ada sajian "Celana Ketat plus You Can See" (wakakak), balik ke belakang dihadang oleh "Dada Menantang!" Astaghfirullah... kemana lagi mata ini harus memandang.

Kalau gw berbicara nafsu, ow jelas sekali gw suka. Kurang merangsang itu mah! tapi sayang, gw tidak mau hidup ini dibaluti dengan nafsu. Gw juga butuh hidup dengan pemandangan yang membuat gw tenang. Gw ingin melihat wanita bukan sebagai objek pemuas mata. Tetapi mereka adalah sosok yang anggun, mempesona, kalau dipandang bikin sejuk di mata. Bukan paras yang membikin mata panas, membuat iman lekas ditarik oleh pikiran "ngeres" dan hati pun menjadi keras.

Andai wanita itu mengerti apa yang sedang dipikirkan laki-laki ketika melihat mereka berpakaian seksi, gw yakin mereka tidak mau tampil seperti itu lagi. Kecuali bagi mereka yang mempunyai niat untuk menarik laki-laki untuk memakai aset berharga yang mereka punya. Istilah seksi kalau gw defenisikan berdasar katanya adalah penuh daya tarik seks. Kalau ada wanita yang dibilang seksi oleh para lelaki, janganlah berbangga hati dulu.

Sebagai seorang manusia yang mempunyai fitrah dihormati dan dihargai semestinya lu malu, karena penampilan seksi itu sudah membuat mata lelaki menelanjangi lu, membayangkan lu adalah objek syahwat dalam alam pikirannya. Berharap lu melakukan lebih seksi, lebih... dan lebih lagi.

Dan lu tau apa kesimpulan yang ada dalam benak sang lelaki? yaitu: lu bisa diajak untuk begini dan begitu alias gampangan. Mau tidak mau, sengaja ataupun tidak lu sudah membuat diri lu tidak dihargai dan dihormati oleh penampilan lu sendiri yang lu sajikan pada mata lelaki. Jika sesuatu yang buruk terjadi pada diri lu, apa itu dengan kata-kata yang menyeleneh, pelecehan seksual atau mungkin sampai pada perkosaan. Siapa yang semestinya disalahkan? Gw yakin lu menjawabnya "Lelaki" bukan? Oh betapa tersiksanya menjadi seorang lelaki di jaman sekarang ini. Kalu boleh gw ibaratkan, tak ada pembeli kalau tidak ada yang jual. Simpel saja, orang pasti akan beli kalau ada yang nawarin. Apalagi barang bagus itu gratis, wah pasti semua orang akan berebut untuk menerima. Nah apa bedanya dengan lu menawarkan penampilan seksi lu pada khalayak ramai, gw yakin siapa yang melihat ingin mencicipinya.

Begitulah seharian tadi gw harus menahan siksaan pada mata ini. Bukan pada hari ini saja, rata-rata setiap harinya. Gw ingin protes, tapi mau protes ke mana? Apakah gw harus menikmatinya...? tapi gw sungguh takut dengan Zat yang memberi mata ini. Bagaimana gw nanti mempertanggung jawabkannya? sungguh dilema yang berkepanjangan dalam hidup gw.

Allah Ta'ala berfirman:

"Katakanlah kepada laki-laki yang beriman, hendaklah mereka menahan pandangannya dan menahan kemaluannya", yang demikian itu adalah lebih suci bagi mereka. Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui apa yang mereka perbuat. Katakanlah kepada wanita beriman Hendaklah mereka menahan pandangannya dan memelihara kemaluannya." (QS. An-Nuur: 30-31)
Jadi tak salah bukan kalau gw sering berdiam di ruangan kecil ini, duduk di depan komputer menyerap sekian juta elektron yang terpancar dari monitor, gw hanya ingin menahan pandangan mata ini. Biarlah mata gw ini rusak oleh radiasi monitor, dari pada gw tak bisa pertanggung jawabkan nantinya.

Jadi tak salah juga bukan? kalau gw paling malas diajak ke mall, jjs, kafe, dan semacam tempat yang selalu menyajikan keseksian. Gw yakin, banyak lelaki yang mempunyai dilema seperti gw ini, mungkin ada yang menikmati, tetapi sebagian besar ada yang takut dan bingung harus berbuat apa.

Bagi anda para wanita apakah akan selalu, bahkan semakin menyiksa kami sampai kami tidak mampu lagi memikirkan mana yang baik dan mana yang buruk. Kemudian terpaksa mengambil kesimpulan menikmati pemandangan yang anda tayangkan?

So, berjilbablah..... karena itu sungguh nyaman, tentram, anggun, cantik, mempesona, dan tentunya sejuk di mata....

Semoga bermanfaat
Read more ►

Tentang Cinta, Dilema Pria Single

0 komentar
Seringkali kita mendengar pria lebih memilih untuk melajang lebih lama dengan alasan-alasan ekonomi. Lebih spesifiknya ingin punya rumah pribadi, punya mobil, punya gaji sekian juta / bulan terlebih dahulu serta tabungan beberapa ratus juta untuk sebuah pesta pernikahan .

Karenanya, sebelum mencapai pernikahan, para pria bekerja ekstra keras mengumpulkan uang demi mendapatkan kemapanan. Salahkah hal ini ? Tentu saja tidak . Sudah selayaknya semua orang untuk punya kehidupan yang aman secara finansial saat berumah tangga untuk memberikan kenyamanan bagi istri dan anak.
Tetapi, pada saat kemapanan itu sudah dimiliki,ada situasi yang bisa menjebak para pria….
Saat seorang pria sudah begitu kaya, maka semua jenis wanita akan datang kepadanya menawarkan cinta. Dan akhirnya semua itu akan menjadi buram dan terbersit keraguan, apakah mereka datang karena cinta yang tulus atau hanya mencintai kekayaan yang dimiliki pria itu.

Jika pria itu salah memilih maka akhirnya sesuatu yang buruk akan terjadi, sehingga pria itu menyesal kenapa bisa menjadi begitu kaya.
Suatu kewajaran bukan? Wanita mana yang tidak akan datang bila sang pria begitu tampan, cerdas, kaya & muda? Semua ingin merasakan Jaguarmu,tidur di atas Tempur Pedicmu, tinggal di pent housemu & b’dampingan dengan pria berjas Kiton.
Ini merupakan gambaran bahwa uang bisa memanipulasi perasaan… dan parahnya itu adalah uangmu!
Bila saat ini kamu memiliki mobil dan kehidupan yang cukup mapan & seorang pacar, kamu tidak akan pernah tau, apakah wanita ini masih mencintaimu jika suatu saat kamu hanya naik sepeda motor, tidak lagi punya rumah pribadi & hanya ada menu tempe di meja makan. Tahukah kamu? Tidak……( roda kehidupan terus berputar bukan ? )
Karena dia datang ketika kamu bisa memberikannya kenyamanan-kenyamanan finansial yang dia idam-idamkan.
Cintakah yang kamu punya? Bukan! Kamu hanya memiliki wanita yang mencintai kenyamanan yang bisa kamu sediakan.
Beruntunglah bagi pasangan yang telah menikah dan mereka berdua memulainya dari bawah. Mensyukuri mobil mereka, karena mereka berdua pernah merasakan panas-hujan dengan sepeda motor. Menyenangi spring bed baru mereka, karena mereka berdua pernah tidur bersama di atas sebuah kasur busa kecil. Terharu degan rumah pribadi mereka, karena dulu mereka pernah tinggal hanya di sebuah kost.
Beruntunglah para pria yang memiliki wanita yang begitu mencintai mereka & mendampingi di saat-saat perjuangan menuju kehidupan yg lebih baik.
Hari ini,, belajarlah untuk menghargai pasanganmu bukan karena kekayaannya.. !
Read more ►

FOOD MATTERS IN INDONESIA

0 komentar

To be honest I was quite surprised when I read the news in VOA Indonesian website called Price Soybean Mahal, Tofu Tempe Lanka a few days ago. How could a country with abundant natural potential as Indonesia could reach crisis soy?
Ideally, if the first time the new order era of our nation have been able to self-sufficiency, should our nation is now one of the largest food exporters in the world. Instead of importing food on a large scale. I myself was quite shocked to read other news in VOA Indonesian website called Food Crisis Threatens Indonesia. There mention if it needs dependency on imported major national food is also quite large as soybeans (70 percent), salt (50 percent), beef (23 percent), and corn (11.23 percent). Logiskah if the country has more than 17,000 islands and the fourth longest coastline in the world to import salt some 50% of the total domestic needs?
I am sure, the food crisis that some time ago there was not just happen. Certainly there are many factors that influence it causes. Here's some analysis of the causes of food crisis that occurred some time ago:
1. Fulfillment Needs Food Too Rely on Imported Products
Based on the information that I read in one news website VOA Indonesia, of the total soybean requirement of 3 million tons per year, more than 2 million tons diantarannya an imported product. A fact that is quite sad if they see the potential of agriculture in Indonesia are very abundant.

To suppress food prices in the market in the short term, the import might be the fastest solution. But such solutions are only reactive. And often reactive solutions are not suitable for use in long-term solutions. On the contrary, it could make domestic farmers increasingly lost. Because of all this proven imported products cheaper and better quality than local products. As long as the quality of food products in the country has not been equal to or better than imported products, it's good quantity reduced import activity.
It is true, there is nothing wrong with the import activity. Moreover, if an attempt to meet those needs actually been done to the fullest. However, if the activity of these food imports continue to be done, it is not impossible that one day people would be comfortable Indonesia to become the importer without any attempt to carry out the evaluation and improvements of domestic food production.
With all the potential natural abundance, fulfillment of basic needs such as food should be done independently by the government. Since the fulfillment of basic needs is one of the standards of independence of a nation. If only our basic needs have not been able to be independent, it is likely the fulfillment of other needs that are secondary as well as transportation, technology, and the like, we are still not independent.
2. Reduced Number of Farmers
It could be, the farmer is one of the professions most avoided by young people today. Whether because of the amount of their income is not too high. Whether because farmers always analogous to the marginal or something. I can not understand why this could happen. What is clear, based on my observations for nearly 20 years living in the village, most of existing farmers are those who drop out of school and unable to continue their education to a higher level. Interest in becoming farmers among young people is very low. And as with any other field, agriculture also needs regeneration in order not to die.
And in fact, at the college level, majoring in agriculture is one of the most deserted majors enthusiasts. Citing what was reported in one of the online media, the phenomenon of decreased interest in majoring in agriculture has increased every year. Apparently, if it can choose, it could be high school graduates or the equivalent are not many who would choose agriculture majors as a place to continue their education.
And perhaps this is also likely to lead to agricultural scholars are reluctant to make a career in the world of agriculture. Because since they came just because I have to or because they can not go in the direction of their dreams, not because it is really interested to explore the science of agriculture and berkaya in agriculture. Very disayangankan indeed. Though the level of education is very influential on the ability to apply the technology and the ability to innovate. Both of which are needed to improve the quality and quantity of agricultural production.
3. The Reduced land
Can not be denied again, the number of rice fields progressively reduced after the contractor more diligent planting rice on the side of the road with houses. And while the amount of rice cultivation is declining, the number of food demand is increasing day by day.

4. Weather Uncertainty
Uncertain weather also affect crop farmers. Lots of farmers' crop failure due to sudden weather changes. The good news, despite the recent weather is very volatile, there is a group of students who make calendars ITS rain forecast. And of course it would help farmers avoid crop failures because one predict the weather.
5. The lack of use of technology

 According to what I've seen over the past 20 years, almost no different from the current farm and agricultural processes in the past 10-15 years. Starting from the process of planting, fertilizing, harvesting, processing, all the same. In short, there is almost no innovation processes in agriculture. The only changes are most easily seen may be just the tool rollers that 'little' more modern than it used to when I was a kid. One of the reasons it is none other than the lack of education and lack of access to information held by the farmers.
Similarly, at the level of academia. Despite having sufficient knowledge, agricultural students are often working alone without collaborating with other students majoring. Though to make technology tools and innovations that really appropriate, agricultural students do not have to work alone. They can collaborate with students majoring in engineering and in accordance with the field to be studied later. So that problems such as reduced land and the lack of technology is likely to be overcome.
6. Minim Agricultural Investment
It is no secret that until now the bank is very difficult to provide loans to farmers. Yet to be developed, farmers need the same amount of capital to entrepreneurs in other fields.
Even if it had been in the activity of other businesses known mentoring (coaching), it is rarely found in business practices in the field of agriculture. Particularly at the level of home growers. As a result, during these farmers only focus on the production process. As for the process of marketing them more memasrahkannya on middlemen. This kind of thing is what ultimately makes the farmers were never up grade from its manufacturer. And indirectly, it also affect the level of welfare of the farmers.

For that, it takes a lot of cooperation from many parties to the food crisis never happens again in the future. One way this can be achieved is by increasing the degree of farmers. The assumption that farmers had a difficult life, can not be prosperous and financially secure enough not to be removed. Farmers should be removed through education degree.
If all this is often known as the department of agriculture majors who deserted enthusiasts, should the government can solve this problem by providing subsidies in the form of full scholarships for the children of people who are interested to develop agriculture with certain requirements are not so burdensome. And if you can, scholarships are provided not only in the form of a scholarship to study in the country, but also in the form of a scholarship to study abroad. That way, we'll import from developed countries is no longer a product, but rather knowledge.
One thing that should also not be forgotten, though agricultural students know about science in agriculture, it would be better if they collaborated with students from other majors if they want to innovate in agriculture. To make the tools of agriculture, for example, students majoring in agriculture can work together with students of mechanical engineering. To improve the quality of seeds, agricultural students may invite the cooperation of biology majors. To improve the effectiveness of fertilizer and pesticides, agricultural students can collaborate with students majoring in chemistry. And so on. That way, all of the technical issues that have been happening in the farming process can be completed faster and better.
And no less important, although the biggest responsibility is in the hands of the government, real food security is the responsibility of us all. Due to consume, we mean reducing the amount of food. And it also influences the amount of food available. Never a waste of food. Remember, out there are still many people who can not eat.
Finally, education is not the only solution to the current agricultural issues. There are so many other solutions that can be offered. One is as described by Mr. Rhenald Kasali in one of his latest writings. One must remember, though not the only solution, education is one of the best investments that we can give to the next generation of this nation.
"The best legacy parents can give to their children is a science," so my teacher never told.
Read more ►

Interior minister Flag Aceh Qanun Evaluation

0 komentar

Jakarta, InfoPublik - Home Minister Gamawan Fauzi said, will evaluate regional or flag Aceh Qanun matter because it has become the authority Kemendagri.
"Qanun or local regulations about the flag of Aceh will be fixed we evaluate according to the Act, and our evaluation referral is PP No. 77 of 2007 chapter 6 verse 4 which says that the symbol should not be the same as the symbol of the separatist movement," said Gamawan in his office on Friday (23/11).
Gamawan asserted that the evaluation of the laws at the local level is not only applicable to Aceh, but also in other areas. "The authority of the Ministry of the Interior is to evaluate the entire qanun at the regional or provincial level. So qanun in Aceh would be evaluated, "he said.
He said there was no deadline for the Government of Aceh to finish some unfinished qanun.
Previously, legislatures are discussing the draft qanun flag and emblem of Aceh. Local legislatures also encompass a variety of opinions from organizations and communities in Aceh related emblem flag Aceh Movement (GAM) which will be used as the flag of Aceh. (Rm)
Read more ►

Pemerintah Pusat Belum Menyikapi Rancangan Qanun Bendera dan Lambang Aceh

0 komentar

JAKARTA – Pemerintah Pusat belum secara resmi menyikapi soal Qanun Bendera dan Lambang Aceh. “Dalam hal ini, Kementerian Polhukam dan Kementerian Dalam Negeri belum secara resmi bertemu dan membahas keputusan atas lambang bendera dan simbol daerah Aceh itu,” kata Ketua Forum Konsultasi dan Komunikasi (FKK) Desk Aceh dari Kementerian Koordinator Politik, Hukum, dan Keamanan (Kemenkopulhukam), Mayjen TNI (Purn) Amiruddin Usman tadi pagi di Jakarta.
Read more ►

Rabu, 21 November 2012

TUCC Gelar Sosialisasi Hukum Ketenagakerjaan

0 komentar

Banda Aceh – Trade Union Care Center (TUCC) sebagai lembaga perburuhan di Aceh yang peduli terhadap serikat pekerja, menggelar sosialisasi hukum ketenagakerjaan dan pentingnya serikat pekerja bagi pekerja/buruh dari perusahaan di Banda Aceh. Kegiatan yang dilaksanakan pada hari Selasa (20/11) di Hotel Rasamala Banda Aceh ini diikuti oleh 16 orang peserta dari perusahan sektor kesehatan, asuransi dan sektor perhotelan.

Adapun tujuan dari kegiatan tersebut adalah untuk memberikan pemahaman tentang hukum ketenagakerjaan serta tentang hak dan kewajiban normatif pekerja dan pengusaha. Kemudian memberikan pemahaman tentang peran dan pentingnya membentuk serikat pekerja di perusahaan serta pemahaman tentang hak-hak khusus pekerja perempuan yang diatur dalam Undang-Undang Nomor 13 tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan, demikian disampaikan dalam pembukaan acara oleh M.Arnif selaku Koordinator Eksekutif TUCC.
Dalam kegiatan tersebut juga melibatkan 3 orang Narasumber dari pihak Dinas Sosial dan Tenaga Kerja Kota Banda Aceh M.Ali Daud.SE, Ketua Serikat Pekerja Lafarge Cement Indonesia (LCI) Arief Syahrizal.ST dan Habibie Inseun dari TUCC.
Ali Daud dalam presentasinya menyampaikan bahwa banyak para pekerja di Aceh tidak memahami hak normatif yang telah diatur dalam undang-undang ketenagakerjaan. Berkenaan dengan upah, untuk provinsi Aceh berlaku UMP (upah minimum provinsi) bagi pekerja disemua sektor usaha baik perusahaan swasta, BUMN dan Pemerintah dengan masa kerja 0-12 bulan, sementara untuk hak normatif pekerja perempuan diantaranya hak cuti haid selama 2 hari serta cuti hamil dan melahirkan selama 3 bulan.
Kemudian Arief dari SP.LCI menjelaskan tentang peran dan fungsi serikat pekerja di perusahaan, para pihak yang belum bisa menerima kehadiran serikat pekerja dianggap tidak konstitusional dan melanggar kebebasan berserikat sebagaimana di atur dalam Pasal 28E ayat 3 UUD 1945 “Setiap orang berhak atas kebebasan berserikat, berkumpul dan mengeluarkan pendapat”. Secara khusus kebebasan untuk terlibat dalam serikat pekerja menurut Arief juga telah ditentukan dalam UU No.21 tahun 2000 tentang serikat pekerja/serikat buruh. Bahwa serikat pekerja dibentuk dari, oleh dan untuk pekerja, minimal oleh 10 orang pendiri”.
Selain itu, serikat pekerja merupakan wadah para pekerja/buruh dalam memperjuangkan aspirasi dan memperbaiki kondisi hubungan industrial atau hubungan kerja di perusahaan. Kemudian kehadiran serikat pekerja akan membantu perusahaan dalam mewujudkan hubungan kerja yang harmonis dalam bentuk lembaga kerjasama bipartit, dimana dengan lembaga tersebut setiap persoalan yang muncul diperusahaan akan dibicarakan dan diselesaikan dengan cepat dan mengakomodir kepentingan para pihak yang terlibat.
Selain itu, perusahaan juga diharapkan memperhatikan kesejahteraan pekerja yang sudah bekerja utuk produktifitas perusahaan bukan hanya memprioritas benefit dan keuntungan perusahaan semata.(al3/sp)
Read more ►

Tugas Kuliah

0 komentar

Menarik memang kalau membicarakan masalah yang satu ini. menjadi mahasiswa, semester berapapun. pasti akan ketemu dengan tugas perkuliahan. banyak alasan dosen memberikantugas kuliah ini. diantaranya agar mahasiswa belajar mengulang materi yang diberikan dosen, memenuhi nilai tugas, bahkan sebagai pengganti ujian. tapi kadang, tugas kuliah ini sangat menjengkelkan. tak ada toleransi, datang bertubi-tubi, tak kenal waktu dan seringkali datang bersamaan. beuh!
tugas kuliah


Karakter dosen beda-beda bro, gak semua dosen “tega” memberikan tugas yang berjibun itu ke mahasiswanya. menurut saya, tugas yang paling mudah adalah membuat makalah. kenapa?
ada google, dia adalah dewa semua informasi. tinggal ketik kata kunci yang di inginkan semua informasi didapat. copy – paste sana sini, bikin cover secantik mungkin, tulis nama kelompok. done! 5 menit 20 detik saya bisa bisa bikin makalah.

nah, ada juga tipe dosen yang brutal. biasanya beliau setiap kali pertemuan memberikantugas kuliah. tak tanggung2 tugasnya pun tidak manusiawi. kalau cuman bikin makalah gampang, bagaimana kalo ada ketentuan seperti ini:
“makalah yang kalian buat harus murni hasil pemikiran dan analisa kalian, minimal 50 halaman A4. tidak hanya copy paste dari internet. tidak boleh sama dengan teman sekelas. dan sumber jelas”
gila gak tuh, kalo saya sih jadi mahasiswa ya ikut-ikut aja ada dosen yang ngasih tugas kayak gitu. baru nanti kalo ada temen yang protes keberatan karena tugasnya tidak manusiawi baru saya ikut-ikut protes keberatan dengan tugasnya :lol:
jadi, labil gitu lah istilahnya.

Read more ►

Selasa, 20 November 2012

MENGURAI BENANG KUSUT MASALAH PANGAN

0 komentar

Sejujurnya saya cukup heran ketika membaca berita di website VOA Indonesia  yang berjudul Harga Kedelai Mahal, Tahu Tempe Langka  beberapa hari yang lalu. Bagaimana mungkin negara dengan potensi alam yang sangat melimpah seperti Indonesia ini bisa sampai mengalami krisis kedelai?
Idealnya, kalau dulu waktu zaman orde baru saja bangsa kita sudah bisa swasembada pangan, semestinya bangsa kita sekarang merupakan salah satu eksportir pangan terbesar di dunia. Bukannya malah mengimpor bahan pangan secara besar-besaran. Saya sendiri cukup kaget membaca berita lain di website VOA Indonesia  yang berjudul Krisis Pangan Ancam Indonesia . Di sana sebutkan kalau ternyata ketergantungan pemenuhan kebutuhan pangan nasional utama terhadap impor juga cukup besar seperti kedelai (70 persen), garam (50 persen), daging sapi (23 persen), dan jagung (11,23 persen). Logiskah jika negara yang memiliki lebih dari 17.000 pulau dan garis pantai terpanjang keempat di dunia mengimpor garam sejumlah 50% dari total kebutuhan dalam negerinya?
Saya yakin, krisis pangan yang beberapa waktu lalu terjadi bukan terjadi begitu saja. Pasti ada banyak faktor penyebab yang mempengaruhinya. Berikut beberapa analisis tentang penyebab krisis bahan pangan yang terjadi beberapa saat yang lalu :
1. Pemenuhan Kebutuhan Pangan yang Terlalu Mengandalkan Produk Impor
Berdasarkan keterangan yang saya baca dalam salah satu berita  di website VOA Indonesia, dari total kebutuhan kedelai sebesar 3 juta ton per tahun, lebih dari 2 juta ton diantarannya merupakan produk impor. Sebuah fakta yang cukup menyedihkan jika melihat potensi pertanian Indonesia yang sangat melimpah.
 
Untuk menekan harga pangan di pasaran dalam jangka pendek, impor mungkin bisa jadi solusi paling cepat. Tapi solusi semacam ini hanya bersifat reaktif. Dan seringkali solusi reaktif tidak cocok untuk digunakan solusi dalam jangka panjang. Bahkan sebaliknya, hal itu bisa membuat para petani dalam negeri semakin merugi. Karena selama ini terbukti produk impor lebih murah dan lebih berkualitas dari produk lokal. Selama kualitas produk pangan dalam negeri belum setara atau lebih baik dibandingkan produk impor, ada baiknya aktivitas impor dikurangi kuantitasnya.
Memang benar, tidak ada yang salah dengan aktivitas impor. Apalagi jika usaha untuk memenuhi kebutuhan tersebut benar-benar sudah dilakukan secara maksimal. Hanya saja, jika aktivitas impor bahan pangan seperti ini terus menerus dilakukan, bukan tidak mungkin suatu saat nanti bangsa Indonesia akan nyaman untuk menjadi negara importir tanpa ada usaha untuk melakukan evaluasi dan improvisasi produksi pangan dalam negeri.
Dengan segala potensi alamnya yang melimpah ruah, pemenuhan kebutuhan pokok seperti halnya pangan semestinya dilakukan secara mandiri oleh pemerintah. Karena pemenuhan kebutuhan pokok merupakan salah satu standar kemandirian suatu bangsa. Kalau pemenuhan kebutuhan pokok saja kita belum bisa mandiri, besar kemungkinan pemenuhan kebutuhan-kebutuhan lain yang bersifat sekunder seperti halnya sarana transportasi, teknologi, dan semacamnya pun kita masih belum mandiri.
2. Jumlah Petani Berkurang
Bisa jadi, petani merupakan salah satu profesi paling dihindari oleh anak muda masa kini. Entah karena jumlah pendapatan mereka yang tidak terlalu tinggi. Entah karena petani selalu dianalogikan dengan kaum marginal atau semacamnya. Saya sendiri tidak mengerti mengapa hal ini bisa terjadi. Yang jelas, berdasarkan pengamatan saya selama hampir 20 tahun lebih tinggal di desa, sebagian besar petani yang ada saat ini adalah mereka yang putus sekolah dan tidak mampu melanjutkan pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi. Minat untuk menjadi petani di kalangan anak muda sangat rendah sekali. Padahal seperti halnya bidang lainnya, pertanian juga butuh regenerasi agar tidak mati.
Dan faktanya, di level perguruan tinggi, jurusan pertanian merupakan salah satu jurusan paling sepi peminat. Mengutip apa yang diberitakan di salah satu media online, fenomena penurunan minat pada jurusan pertanian mengalami peningkatan setiap tahunnya . Sepertinya, kalaupun bisa memilih, bisa jadi para lulusan SMA atau sederajat tidak banyak yang mau memilih jurusan pertanian sebagai tempat melanjutkan pendidikan.
Dan mungkin hal ini jugalah yang menyebabkan para sarjana pertanian enggan untuk berkarier di dunia pertanian. Karena sejak awal mereka masuk hanya karena terpaksa atau karena tidak bisa masuk di jurusan impian mereka, bukan karena benar-benar berminat untuk mendalami ilmu pertanian dan berkaya di bidang pertanian. Sangat disayangankan memang. Padahal tingkat pendidikan sangat berpengaruh terhadap kemampuan menerapkan teknologi dan juga kemampuan untuk berinovasi. Yang keduanya sangat dibutuhkan untuk meningkatkan kualitas dan kuantitas produksi pertanian.
3. Lahan yang Semakin Berkurang
Tidak bisa dipungkiri lagi, jumlah lahan persawahan semakin lama semakin berkurang setelah para kontraktor semakin rajin menanami sawah di sisi jalan dengan rumah-rumah. Dan sementara jumlah lahan persawahan terus berkurang, jumlah permintaan pangan dari hari ke hari semakin bertambah.
 
4. Cuaca yang Tak Menentu
Tidak menentunya cuaca juga turut mempengaruhi hasil panen para petani. Banyak sekali petani gagal panen karena masalah cuaca yang mendadak berubah. Kabar baiknya, meskipun cuaca akhir-akhir ini sangat mudah berubah, ada sekelompok mahasiswa ITS yang berhasil membuat kalendar ramalan hujan . Dan tentunya ini akan cukup membantu petani agar tidak mengalami gagal panen gara-gara salah memprediksi cuaca.
5. Minimnya Penggunaan Teknologi
 Menurut apa yang telah saya saksikan selama 20 tahun belakangan ini, hampir tidak ada yang berbeda dengan proses pertanian sekarang dan proses pertanian pada masa 10-15 tahun silam. Mulai dari proses penanaman, pemupukan, pemanenan, pengolahan, semuanya sama. Singkat kata, hampir tidak ada proses inovasi dalam pertanian. Satu-satunya perubahan yang paling mudah dilihat mungkin hanya alat giling yang ‘sedikit’ lebih modern daripada dulu waktu saya masih kecil. Salah satu yang menyebabkan hal ini tidak lain adalah minimnya tingkat pendidikan dan minimnya akses informasi yang dimiliki para petani.
Sama halnya di level akademisi. Meskipun memiliki ilmu yang cukup, mahasiswa-mahasiswa pertanian masih sering berkarya sendiri tanpa berkolaborasi dengan mahasiswa-mahasiswa jurusan lainnya. Padahal untuk bisa membuat alat teknologi dan inovasi yang benar-benar tepat guna, mahasiswa pertanian tidak harus bekerja sendiri. Mereka bisa berkolaborasi dengan mahasiswa teknik maupun jurusan lainnya sesuai dengan bidang yang akan diteliti nantinya. Sehingga masalah-masalah seperti berkurangnya lahan dan minimnya teknologi sangat mungkin bisa diatasi.
6. Bidang Pertanian Minim Investasi
Sudah bukan rahasia lagi kalau sampai saat ini bank sangat sulit memberikan pinjaman kepada petani. Padahal untuk bisa berkembang, petani membutuhkan modal yang sama besarnya dengan pengusaha-pengusaha di bidang lainnya.
Pun jika selama ini dalam aktivitas bisnis-bisnis lain dikenal mentoring (pembimbingan), hal semacam ini jarang ditemukan dalam praktek bisnis di bidang pertanian. Khususnya di level petani rumahan. Alhasil, selama ini petani hanya fokus pada proses produksi. Sedangkan untuk proses pemasarannya mereka lebih banyak memasrahkannya pada tengkulak. Hal-hal semacam inilah yang akhirnya menjadikan petani tidak pernah naik kelas dari level produsen. Dan secara tidak langsung, hal ini juga turut berpengaruh pada tingkat kesejahteraan para petani.
 
Untuk itu, dibutuhkan banyak kerjasama dari banyak pihak agar krisis pangan tidak pernah terjadi lagi di masa yang akan datang. Salah satu cara yang bisa ditempuh adalah dengan meningkatkan derajat para petani. Anggapan bahwa petani itu hidupnya susah, tidak bisa sejahtera, dan tidak cukup mapan secara ekonomi harus dihilangkan. Petani harus diangkat derajatnya melalui pendidikan.
Kalau selama ini jurusan pertanian seringkali dikenal sebagai jurusan yang sepi peminat , semestinya pemerintah bisa menyelesaikan masalah ini dengan memberikan subsidi berupa beasiswa penuh bagi putra-putri bangsa yang berminat untuk mengembangkan pertanian dengan syarat-syarat tertentu yang tidak begitu memberatkan. Dan kalau bisa, beasiswa yang disediakan tidak hanya berupa beasiswa untuk kuliah di dalam negeri saja, tapi juga berupa beasiswa untuk menempuh studi di luar negeri. Dengan begitu, yang kita impor dari negara maju nanti bukan lagi produknya, melainkan ilmunya.
Satu hal yang juga tidak boleh dilupakan, meskipun mahasiswa pertanian paham tentang keilmuan di bidang pertanian, akan lebih baik jika mereka berkolaborasi dengan mahasiswa-mahasiswa jurusan lain jika memang ingin melakukan inovasi di bidang pertanian. Untuk membuat alat bantu pertanian misalnya, mahasiswa jurusan pertanian bisa menjalin kerjasama dengan mahasiswa teknik mesin. Untuk meningkatkan kualitas benih tanaman, mahasiswa pertanian bisa mengajak kerjasama mahasiswa jurusan biologi. Untuk meningkatkan efektivitas pupuk dan pembasmi hama, mahasiswa pertanian bisa berkolaborasi dengan mahasiswa jurusan kimia. Begitu seterusnya. Dengan begitu, semua masalah teknis yang selama ini terjadi dalam proses pertanian bisa diselesaikan dengan lebih cepat dan lebih baik.
Dan yang tak kalah penting, meskipun tanggung jawab terbesarnya adalah di tangan pemerintah, ketahanan pangan sesungguhnya merupakan tanggung jawab kita bersama. Karena dengan mengkonsumsi, kita berarti mengurangi jumlah bahan pangan. Dan itu turut mempengaruhi jumlah bahan pangan yang tersedia. Jangan pernah menghambur-hamburkan makanan. Ingat, di luar sana masih banyak orang yang tidak bisa makan.
Terakhir, pendidikan memang bukanlah satu-satunya solusi atas masalah pertanian saat ini. Ada banyak sekali solusi lain yang bisa ditawarkan. Salah satunya adalah seperti yang dijelaskan oleh Pak Rhenald Kasali  dalam salah satu tulisan terbarunya . Satu yang harus kita ingat, meskipun bukan satu-satunya solusi, pendidikan adalah salah satu investasi terbaik yang bisa kita berikan bagi generasi penerus bangsa ini.
“Warisan terbaik yang bisa diberikan orang tua kepada anaknya adalah ilmu pengetahuan,” begitu guru saya pernah berpesan.
Read more ►

Gayo Arabika

0 komentar

Aman Kuba Coffee
Arabica Gayo
Kopi Arabika merupakan salah satu komoditas yang diprioritaskan pengembangannya oleh pemerintah Indonesia, hal ini didasarkan pada adanya fakta bahwa ekspor kopi Arabika dari Indonesia sebagian besar dipasarkan kesegmen specialty karena mutu citarasanya khas dan digemari oleh para penikmat kopi di negara � negara konsumen utama.
Dataran tinggi Gayo merupakan kawasan penghasil kopi Arabica Spesialty terpenting di Indonesia. Areal yang cukup luaskondisi tanah yang subur dan iklim tropika basah di kawasan ini sesuai untuk pengembangan kopi Arabica.
Dataran Tinggi Gayo
Dataran tinggi Gayo tersembunyi pada salah satu punggung pegunungan Bukit Barisan yang membentang sepanjang pulau Sumatra. Dataran tinggi Gayo berada di ketinggian lebih dari 1.200 dpl. Daerah ini sangat sejuktempatdimana berbagai hasil bumi tumbuh subur di atasnya. Tanah, iklimhutan dan pohon � pohon Lamtoro melengkapi keistimewaan dataran tinggi Gayo sebagai sentra perkebunan kopi. Dua kabupaten di dataran tinggi Gayo,yaitu Aceh Tengah dan Bener Meriah merupakan dua wilayah pengeksport kopi Arabika terbesar di Asia dengan jumlah estimasi produksi sebesar 65 juta tons pertahun.
Aman Kuba Coffee
Aman Kuba Coffee meroasting (menyangrai) berdasarkan pesanan selain menyediakan produk Roasted Beans dan bubuk kopi dalam kemasan. Hal ini menjamin bahwa Anda akan menerima produk se-segar mungkin. Pesanan Anda segera disangrai, dikemas dan dikirim tiga hari setelah pemesanan. Kopi segar adalah kopi terbaik.
Cobsendiri dan lihat mengapa :
Aman Kuba Coffee akan menyangrai dan menggiling kopi Anda dengan spesifikasi Anda. Pastikan untuk memilih produk dari U.D Kebun Rakyat dengan merk �Aman Kuba Coffee� dibawah ini sebelum Anda memastikanpesanan Anda.
1.    Arabica Specialty
"Kopi Specialty" pertama kali digunakan pada tahun 1974 oleh Erna Knutsen dalam isu Tea & Coffee Trade JournalKnutsen menggunakan istilah ini untuk menggambarkan biji dari rasa terbaik yang diproduksi dimicroclimates khusus.
Kopi spesialty adalah istilah yang umum digunakan untuk merujuk kepada "gourmet" atau "premium" kopi. Menurut Asosiasi Kopi Spesial Amerika (SCAA), kopi yang skor 80 poin atau lebih pada skala 100-poin yangdinilai "khusus." Khusus kopi yang tumbuh di iklim dengan ketinggian 1.200 � 1700 dplketinggian ini sudah dianggap ideal, dan khas karena rasa cup penuh dan sedikit atau tidak ada cacatRasa unik dan hasil darikarakteristik khusus dengan komposisi tanah di mana mereka diproduksi.
Gayo Arabica Specialty
Aroma khas dengan perisa (flavor) kompleks dan kekentalan (body) yang kuatmenjadikan kopi arabica gayo sangat diminati pasar AmerikaEropa dan Jepang.

Characteristics:
Aroma������������� : Nutty
Cacat��������������� : Tidak ada
Acidity������������ : Seimbang
Body��������������� : Mantap
Bitterness �������� : Sedang
2.    Arabica Long Berry
Longberry adalah varian kopi Arabika yang bentuknya lebih panjang dari biasanya. ditanam didataran tinggi GayoKebanyakan kopi sudah berusia 50 hinga 100 an tahundasar kopi adalah kopi Arabica yang ditanam padazaman Belanda dulu. Karakter kopi ini tidak terlalu strong, tetapi mempunya profile yang balance dan bercitarasa herbal seperti kebanyakan kopi pada umumnya atau karakter daerah.
Ukuran kopi ini lebih panjangdengan demikian hal itu disebut sebagai longberry. Gayo Longberry memiliki kekentalan (bodymenengah ringan dengan keasaman lembut. Sedikit aroma kacang segar dan bungapedas segardisertai rasa caramel, roast dengan warana coklat gelap.
DSC00595.JPG
Long Berry

Characteristics:


Fragrance / aroma
:
Fresh Nutty
Flavor
:
Floral, refreshing spicy, dark chocolate & caramel
Acidity
:
Soft
Body
:
Medium soft

3.    Arabica Pea Berry
Peaberryjuga dikenal sebagai Caracoliadalah jenis biji kopiBiasanya buah dari tanaman kopi berkembang sebagai dua bagian dari kacang dalam cherry tunggaltapi kadang-kadang hanya satu dari dua biji akan dibuahi.Ini (atau biji-berbentuk) oval kacang dikenal sebagai peaberryBiasanya sekitar 5dari semua biji kopi dipanen dari bentuk ini.
Biji kopi normal kurang umum disebut dengan perbedaan berry datar. Kopi Peaberry terkait dengan kopi Tanzaniameskipun berbagai kopi peaberry Kona juga menjadi cukup menonjol. Biji sangrai dari Peaberryberbeda dari biji berry yang sesuai (datar), maka, untuk memastikan sangrai dalam bermutu tinggi biji kopi peaberry sebaiknya dipisahkan.
Biji Peaberry umumnya disangrai dataryang dikatakan untuk memanggang lebih merata (datar)karena bentuknya bulat meminimalkan tepi tajam dan memungkinkan berry untuk memutar dalam ruang pemangganganlebih mudah serta karena kepadatan biji yang lebih tinggi dapat meningkatkan panas mentransfer dalam proses pemangganganNamun, beberapa sumber mengklaim bahwa efek ini bersifat minor karena manfaat utama bijipeaberry adalah bahwa mereka telah dipilih dengan cermatuntuk kualitas yang optimalterlepas dari bentuk biji.
Pea Berry
Characteristics:
Aroma
:
Nutty
Cacat
:
Tidak ada
Acidity
:
Seimbang
Body
:
Mantap


4.    Arabica Luwak Liar
Jenis kopi yang lain merupakan turunan atau subvarietas dari kopi arabika . Biasanya disetiap daerah penghasil kopi memiliki keunikannya masing-masing dan menjadikannya sebagai suatu subvarietas. Salah satu jenis kopi lain yang terkenal adalah kopi luwak  asli Indonesia .
Kopi luwak  merupakan kopi dengan harga jual tertinggi di dunia. Proses terbentuknya dan rasanya yang sangat unik menjadi alasan utama tingginya harga jual kopi jenis ini. Pada dasarnya, kopi ini merupakan kopi jenis arabika. Biji kopi ini kemudian dimakan oleh luwak  atau sejenis musang . Akan tetapi, tidak semua bagian biji kopi ini dapat dicerna oleh hewan ini. Bagian dalam biji ini kemudian akan keluar bersama kotorannya. Karena telah bertahan lama di dalam saluran pencernaan luwak, biji kopi ini telah mengalami fermentasi  singkat oleh bakteri  alami di dalam perutnya yang memberikan cita rasa tambahan yang unik.
Biji kopi luwak hasil fermentasi alami di perut hewan luwak.
Aman Kuba Coffee adalah sebuah usaha kecil yang terletak di TakengonAceh-IndonesiaMemulai usaha dengan mendapatkan bahan baku 25 sampai 50 Bambu (liter) kopi gelondong yang diolah oleh pemilik kebun ataupetani hingga menjadi gabah basah lalu dibelikemudian dijemur hingga kadar air 30-28 % dan digiling dengan menggunakan Huller, dijemur lagi hingga kadar air 12-10 %, sortasisangrai (Roasting), Cupping, Grinder laludijadikan bubuk kopi dalam kemasanPada Tahun 2007 awalnya mulai menyangrai dengan peralatan yang sangat sederhana. Usaha ini kemudian berkembang seiring dengan pengembangan pasar dan penambahan peralatan untukpengolahan produklalu usaha roaster ini dipindahkan ke sebuah pabrik pengolahan kopi milik Fa. H. Aman Kubasebuah perusahaan pengolahan gabah hingga menjadi green beans mulai dari grade 4 (empatsampai Grade 1 (satukwalitas eksport yang didirikan sejak Tahun 1958. Oleh karena itu nama Aman Kuba dijadikan merk dengan menambahkan kata coffee.
Kami menyangrai kopi arabika khusus dari tanah Gayo. Seperti halnya anggur, itu tidak akan membuat perbedaan di mana kopi tumbuh dan bagaimana diproses. Aman Kuba Coffee membeli dan mengolah kopi untuk disangraiberdasarkan standard dari SCCA atau SKA Indonesia. Semua kopi kami adalah Specialty dan produk di atas merupakan wujud dari usaha kami untuk anda penikmat kopi Gayo Arabica Specialty. Kami hanya menyangrai kopiArabika Gayo untuk memastikan bahwa Anda menerima produk terbaik dari dataran tinggi tanah Gayo.


Karena usaha kami begitu kecil maka setiap pesanan penting bagi kami. Jika untuk alasan apapun Anda tidak puas dengan kopi kami, silahkan hubungi kami untuk keritik dan saran, hal ini penting bagi usaha kami untuk menjadilebih baik dengan tetap menjaga kuwalitas, rasa, aroma, kekentalankeasamankeseimbangankeseragaman dan rasa setelah diminum.
Aman Kuba Coffee didukung oleh Fa. H. Aman Kubadiproduksi oleh U.D Kebun RakyatTakengon, Aceh, Sumatra - Indonesia. Untuk pertanyaan silahkan email kami di amankuba@gmail.cominfo@amankuba.co.id, www.amankuba.co.id, Telepon: Ikrar (0852 9446 1998) Outlet, Sajidin (0823 6634 2052) RitailerMudirul (0852 6278 5750) Green Beans.
Read more ►
 

Copyright © Hidupku Inspirasiku Design by O Pregador | Blogger Theme by Blogger Template de luxo | Powered by Blogger