Minggu, 18 November 2012

KOPI LEGENDARIS TAKENGON

Sahabat Petualang : Usai beristirahat di penginapan di pinggir Danau Laut Tawar, badan terasa bugar kembali. Kami pun siap kembali mengulik dunia perkopian di kota Takengon. Menurut Bambang salah seorang pengusaha kopi di Takengon, masyarakat di kota ini tak bisa lepas dari kebun kopi. Rasanya hampir semua penduduk di kota ini memiliki kebun kopi. Minimal satu keluarga punya setengah hektar luasnya.
Di setiap pekarangan rumah penduduk, hampir tak ada yang dibiarkan terbuka tanpa ditanami kopi. Letak geogragis yang menjadi salah satu rangkaian bukit barisan tentu punya kelebihan tersendiri. Tanahnya subur dan curah hujannya juga lumayan tinggi. Karena letaknya kurang lebih 1.300 m dpl maka sangat cocok untuk menanam kopi jenis Arabica. 
Makanya selain di Mandailing Natal, masyarakat Gayo – demikian penduduk Takengon biasa disebut jadi salah satu bagian sejarah penting dalam perkembangan kopi Arabica di Sumatera bahkan hingga mendunia.
Sesuai janji Bambang Wijaya Kusuma semalam ketika bersama-sama menikmati masakan Ikan Asem Njing (asem pedes), maka pagi ini kami diajak melihat langsung salah satu kebun kopi peninggalan Belanda di desa Blang Gele. Kebun kopi tua tersebut hanya seluas 15 hektar. Padahal dari sisi kualitas, biji kopi di desa Blang Gele termasuk nomer satu. Bijinya pun besar-besar dan memiliki aroma yang khas.
Letak kebun ini sendiri tak jauh dari PT Ketiara (perusahaan kopi milik ayah dan ibu Bambang). Untuk melestarikan kopi jenis ini, pengembangbiakan pun dilakukan. Hanya saja menurut Bambang ketika ditanam di daerah lain ternyata hasilnya berbeda dengan yang di Takengon. Kalau di lokasi asalnya kopi Arabica ini biarpun baru berumur setahun tapi buah yang dihasilkan sangat lebat. Sedangkan jika di tempat lain belum tentu sama.
Sebelum meninggalkan kota Takengon menuju Banda Aceh, tim 7Wonders juga menyempatkan diri menikmati makan siang menu khas Gayo dan juga belanja souvenir khas Gayo. Rute perjalanan sama ketika kami datang dari Bireun. Hanya saja ketika sampai di Bireun kami langsung berbelok ke kiri dan mengambil arah ke Banda Aceh.
Jalanan ke Banda Aceh lumayan lebar dan mulus sehingga perjalanan bersama Terios pun menyenangkan. Kami akhirnya masuk di hotel pukul 23.30 WIB. Karena besok paginya harus menyeberang ke Sabang maka semua barang harus dipaking saat ini juga.
Tunggu petualangan seru kami selanjutnya!

1 komentar:

 

Copyright © Hidupku Inspirasiku Design by O Pregador | Blogger Theme by Blogger Template de luxo | Powered by Blogger